Ads 468x60px

Sunday, December 2, 2012

Wahai Pemuda, Mari Bergerak Hancurkan Korupsi!


     Seorang ulama salaf  bernama Al-Muhasibi (dalam Seribu Hikmah Ulama Salaf: Al-Muhaimid) pernah berkata bahwa kejujuran adalah landasan seluruh amal kebajikan, semakin kuat kejujuran seseorang, maka ia mengalami peningkatan dalam semua amal kebajikan. Mungkin inilah yang telah hilang dari bangsa Indonesia. Organ utama jalannya pemerintahan yang bersih itu mulai pudar dan pupus di hati-hati para petinggi negara ini. Begitu banyak orang pintar, namun begitu langka orang yang jujur.
    Semakin hari, semakin sering saja terdengar perkara-perkara bertema korupsi menghiasi media Indonesia, baik cetak maupun elektronik. Ia bagai momok menakutkan bagi rakyat Indonesia. Momok yang mengikis setiap suap nasi dalam bentuk uang yang harusnya menjadi hak rakyat kini meluncur deras di kantong-kantong para penjahat korupsi berlabel oknum pemerintahan resmi. Lalu, apa pengaruh korupsi bagi demokrasi? Sebagai tulang punggung bangsa, apa pula yang harus dilakukan bagi para pemuda dalam memberantas penyakit kronis Indonesia bernama korupsi?

Korupsi Merusak Tatanan Demokrasi
    Di tengah carut-marut bangsa ini. Di tengah himpitan ekonomi yang begitu sempit ini, korupsi datang menambah parah atas masalah-masalah yang bertubi-tubi menghantam Indonesia. Demokrasi yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti gagasan atau pandangan hidup yg mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara seakan hanya menjadi tulisan yang manis dibaca. Perlu kiranya digaris bawahi bahwa persamaan hak dan kewajiban itu masih sekadar mimpi indah yang masih diperjuangkan menjadi kenyataan.
     Lalu mengapa hal itu urung terjadi? Salah satunya, penyakit bernama korupsi menjangkiti raga bangsa ini. Korupsi yang bagai virus mematikan begitu gencar merusak kekebalan-kekebalan eksekutif, legislative, bahkan yudikatif—sebagai wakil rakyat—hingga tak jarang tampillah wajah-wajah penghianat bangsa di media yang memiliki jabatan tinggi di negara. Dari eksekutif sebut saja misalnya adanya dugaan keterlibatan dua menteri kabinet dalam kasus BI. Dari legislatif, tertangkap tangannya beberapa anggota DPR RI tatkala menerima suap. Dari pihak Yudikatif yaitu terbongkarnya campur-tangan jaksa dalam menghentikan kasus BLBI yang merugikan negera sebanyak ratusan triliun rupiah. Selain itu, masih banyak lagi kasus-kasus korupsi yang melimpah di negara tercinta ini andai kita mau menyelidiki dan mencari tahu.
     Korupsi telah menjadi budaya negatif bagi bangsa Indonesia. Budaya korupsi bukan hanya diterapkan di kalangan elit politik namun juga telah menjamur di kalangan rakyat (jelata). Tak jarang terdapat pemandangan korupsi kelas teri terjadi dalam kehidupan masyarakat kecil ini. Tak dapat disangsikan lagi, maraknya kasus korupsi mulai dari kelas teri hingga kelas kakap, baik yang dilakukan secara sendiri-sendiri maupun secara berjamaah lambat laun akan membawa Indonesia ke dalam jurang kehancuran. Korupsi bagaikan bencana banjir yang menenggelamkan visi dan misi bangsa Indonesia untuk menyejahterakan rakyat. Dampaknya pun bukan perkara ujung kuku. Indonesia sudah jatuh pamor dalam lingkungan internasional, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum dan penyelenggaraan negara, hingga negera dirugikan entah sudah dalam nominal berapa. Begitu mustahil negara demokrasi bisa terwujud apabila hal itu berlarut hingga kehancuran yang sesungguhnya akan terjadi, ini hanyalah persoalan penentuan waktu kapan itu akan terjadi.

Peran Pemuda dalam Mengatasi Korupsi
      Sebelum dampak yang lebih buruk itu terjadi, Indonesia masih dapat menebas waktu sebelum waktu yang benar-benar menebas tengkuk bangsa Indonesia. Dengan pedang benama pemuda maka hal itu bisa menjadi nyata dan indah. Salah satu founding father Indonesia bernama Soekarno pernah berkata “berikan kepadaku sepuluh pemuda, maka aku goncangkan seluruh dunia”. Nah, bagaimana ketika semua pemuda Indonesia aktif bergerak melakukan perubahan memberantas korupsi? Hasilnya, bisa jadi dunia koruptor akan mengalami gempa tektonik yang begitu dahsyat.
      Mengapa harus pemuda? Tentu! Indonesia harus lebih memprioritaskan pemuda karena jiwa dan raganya yang dalam kondisi puncak, jernih, dan prima—serta diharapkan belum terkontaminasi—dapat memberikan pikiran dan tenaga yang maksimal untuk memunahkan korupsi. Pemuda yang sebagian besarnya mahasiswa masih terjaga keidealannya sebagai calon-calon pemimpin, agen perubah, dan pengontrol sosial. Perjalanan negara ini menjadi negara merdeka berlabel Indonesia juga diawali dengan aksi pemudanya lewat Sumpah Pemuda dan Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan yang didahului aksi pemuda bertajuk Peristiwa Rengas Dengklok. Masa reformasi pun diawali dengan gerakan pemuda yang membahana. Mereka adalah generasi-generasi emas sebuah bangsa. Mereka bak mutiara yang indah sebagai hiasan sekaligus senjata pamungkas bagi sebuah negara, khususnya negara Indonesia.
      Banyak langkah-langkah riil yang bisa dilakukan oleh para pemuda tersebut. Pertama, tentu memulai dari diri sendiri. Sebagai wujud nasionalisme maka pemuda terlebih dahulu menjadi ikon dalam menunjukkan sikap dan perbuatan antikorupsi. Kedua, jujur dan bertanggung jawab dalam setiap perkara yang dilakukan. Jujur dan bertanggung jawab begitu ringan di lisan namun begitu berat diperjuangkan. Adalah sebuah hal yang percuma tatkala para pemuda meneriakkan penolakan terhadap korupsi namun dalam diri sendiri tiada kejujuran dan aksi tanggung jawab terhadap perbuatan yang dilakukan. Pemuda hendaklah dapat mengalahkan hawa nafsunya atas hedonisme serta rakus uang dan kekuasaan sehingga nantinya menjadi pimpinan yang bersih dan amanah. Beratus tahun yang lalu, Sulaiman Bin Daud yang juga adalah ulama salaf (dalam Seribu Hikmah Ulama Salaf: Al-Muhaimid) pernah berkata bahwa sesungguhnya orang yang mampu mengalahkan hawa nafsunya lebih perkasa daripada orang yang mampu menaklukkan kota seorang diri.
     Selanjutnya, Para pemuda juga dapat aktif menyumbangkan pikiran, tenaga, dan dananya di Lembaga Swadaya Masyarakan (LSM) yang bergerak dalam penentangan korupsi, sehingga apa yang dilakukannya menjadi sumbangsih tersendiri bagi negara. Selain itu, para pemuda dapat juga menuliskan ide dan gagasannya dalam memberantas korupsi lewat tulisan yang mereka sebarkan melalui media elektronik maupun media cetak sebagai aksi peduli negeri dan aktualisasi diri pemerhati bangsa. Kemudian, pemuda pun dapat memberikan dukungan, saran, dan kepercayaan bagi lembaga yang bergerak langsung dalam menangani korupsi semisal Komisi Pemberantasan Korupsi agar kinerja lembaga tersebut lebih mumpuni dan maksimal. Serta masih banyak lagi kegiatan-kegiatan positif yang dapat dilakukan pemuda dalam aksi memberantas korupsi.
     Bangsa Indonesia begitu rindu dengan kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran yang selama ini hanya menjadi wacana belaka. Tak ada alasan lagi bagi semua golongan untuk bergerak memberantas korupsi dan mengganyang koruptor tanpa pandang bulu. Khususnya bagi para pemuda sang masa depan depan bangsa karena dipundak merekalah ditaruh mimpi dan cita bangsa. Bergerak memanfaatkan potensi yang ada adalah langkah nyata yang dapat dilakukan para pemuda. Serta tak lupa, sebagai makhluk yang bertuhan, maka hendaknya setiap usaha dibarengi dengan doa dan diakhiri dengan tawakal kepada Allah Tuhan Semesta Alam. Mari bergerak, satukan langkah, hancurkan korupsi. Wallahu a’lam. 

0 comments:

Post a Comment