Ads 468x60px

Saturday, April 21, 2012

Idolaku Membawaku Menuju Neraka atau ke Surga?

     Lihatlah pakaian yang Anda gunakan? Celana yang Anda gunakan? Asesoris yang Anda gunakan? Dan mungkin jilbab yang juga Anda gunakan? Apakah telah modis dan sesuai dengan idola Anda? Bagaimana dengan ucapan dan perbuatan Anda, sudahkah mirip dengan idola Anda? Bukankah kita semua punya idola? Mungkin ia artis Korea, Barat, Arab, atau artis lokal maupun interlokal di negara sendiri mungkin? Mungkin juga olahragawan, negarawan, Filsuf, dll?
     Siapa yang menjadi idola kita, itulah yang akan mengendalikan hidup kita. Yah, sedikit banyak sang idola akan memberikan warna pada kertas hidup kita. Mungkin kita memiliki banyak idola, tak cukup hanya satu. Namun, cobala perhatikan setiap idola kita itu! Meski berbeda figur, pasti mengarah kepada satu kecendrungan. Contohnya popularitas. Bila kita gandrung popularitas, maka kita akan menjadi fans berat setiap orang yang mencapai ketenaran hingga puncaknya. Selama ia terkenal dan memukau banyak orang, kita akan ingin berkhayal menjadi sepertinya. Idola menjadi inspirasi semua harapan dan cita-citanya.
     Nah, idola-idola itulah yang akan mengendalikan diri kita, pikiran kita, fantasi kita, hingga cita-cita kita. Sekarang, apabila KTP anda terdapat kata Islam, coba akui secara jujur, seberapa kita menjadikan Rasulullah saw sebagai idola kita? Bukankah ia manusia terbaik yang pernah tercatat dengan tinta keemasan zaman? Bukankah ia yang membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang (atas izin Allah) seperti yang kita selalu katakan diawal sebuah pertemuan? Ataukah itu semua hanya sekadar nafas yang keluar dari tenggorokan berbentuk bunyi dan tak berarti apa-apa dengan kata lain seperti bui dilautan, hanya pemanis bibir saja? Coba aku secara jujur, seberapa jauh ia saw menjadi idola kita?
Padahal Nabi saw pernah bersabda,
     “Seseorang akan dikumpulkan bersama idolanya.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ibnu Hibban)
Beliau pun pernah bersabda,
     “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Daud, dan dinyatakan hasan shahih oleh Al-Albani).
     Nah, ketika kita nanti dibangunkan dari kubur (tentu setelah kita meninggal), kita ingin dikumpulkan bersama idola yang mana? Sang artiskah? Sang filsufkah? Sang olahragawankah? Sang negarawankah? Atau Baginda Nabi yang Indah Muhammad bin Abdullah saw ?
     Apabila benar bahwa beliau saw menjadi idola kita, sudahkah kita menjalankan sunahnya (ajaran yang dibawah, perintahnya dan larangannya yang merupakan wahyu dari Allah)? Ataukah dengan kemunafikan kita, ia (saw) hanya sebagai sebuah nama pembawa tanda pengenal agama di KTP kita?

21 April 2012
Pengembara mencari surga

Sumber:
Basyier, Abu Umar. 2011. Sandiwara Langit 2: Meniti di Atas Kabut. Malang: Shafa Publika
http://maramissetiawan.files.wordpress.com/2009/12/indonesia-idol.jpg

0 comments:

Post a Comment