Ads 468x60px

Thursday, October 11, 2012

Bukan Keluh


Ia begitu lembut membelai, menyentuh, dan mengecupku
Tak terlihat…
Namun perlahan menjalar menusuk jiwa hingga relung kalbu
Kemudian ia merayu “ceritakanlah pedih perihmu!”
Lalu berjanji bahwa ia akan menemani hingga penghujung karya dan tinta

Guruh gemuruh mulai memudar di seberang raya sana
Toh, wajah bulat itu pun mulai sayu, malu, dan sadar
bahwa ia harus menyembunyikan keindahannya… agar semua pasang mata beralih
hingga tak menumbuhkan rasa cemburu yang begitu dalam!
Kepada “siapa” engkau bertanya??
Kukira kau pun tahu siapa dia

Ia kembali berpadu dengan dedaunan
Menghasilkan berjuntai-juntai nada
Ia dan kawannya bertahan di antara kumpulan nada dan suasana yang terbuang
Seperti biasa!!!

Berkutat dengan pilihan
Berkelahi dengan waktu
Bergulat dengan warna hati
Hingga ada yang tersakiti

Terkadang dan memang mungkin demikian
Pabila beban disandarkan
Lalu direkatkan dengan begitu kuatnya
Hingga terasa begitu lelah
Aku hanya kembali pada satu ukiran nama
Yang membuat segalanya menjadi damai dan dewasa
dan mengakui bahwa Ia yang sempurna

Benar bahwa aku yang hidup kini
Aku lelaki
Punya cita yang tinggi
Namun… aku bukan pahlawan berdikari
Tampil solo begitu mandiri
Bukan!!!

Aku butuh dekapan dan dukungan
Aku ini penuh kekurangan
Begitu lusuh dan punya pikiran begitu rusuh
Sungguh begitu rapuh!!!

Aku butuh seikat penawar rindu
Berupa tali yang erat mengekang jiwa
Sekali lagi engkau bertanya “mengapa”?
Karena aku ini manusia
Bukan binatang jalang!!!
9 Oktober 2010
Obat Hati



PUISI II (BUKAN ALIRAN SAYA)

MALU, RASA, DAN NYAWA

suka, suka, suka
suka, suka, dan suka
su-ka, su-ka, su-ka
su-ka, su-ka, ka-gum
ka-gum, kagum, kagum
kagum, kagum, dan kagum
ka-gum, ka-gum, ka-gum
ka-gum, ka-gum, ka-yang
sa-yang, sayang, sayang
sayang, sayang, dan sayang
sa-yang, sa-yang, sa-yang
sa-yang, sa-yang, sa-ta
cin-ta, cinta, cinta
cinta, cinta, dan cinta
cin-ta, cin-ta, cin-ta
cin-ta, cin-ta, cin-gia
ba-ha-gia, bahagia, bahagia
bahagia, bahagia, dan bahagia
ba-ha-gia, ba-ha-gia, ba-ha-gia
ba-ha-gia, ba-ha-gia, ba-ha-gia
kala dan telah
semua menjadi maka dan bisa
hingga sangat biasa
dan akhirnya…
sakit
sakit, sakit
sakit, sakit, sakit
s
a
k
i
t
sakit, sakit, sakit
sakit, sakit
sakit
sa
ki
t
sa
ki
t
luka,      darah,   luka,      darah
luka        dan       darah
hingga meregang
nyawa
!
9 Oktober 2012
Teruna tak bestari

Catatan: puisi-puisi di atas juga dibuat dalam rangka mengerjakan tugas puisi dalam mata kuliah Apresiasi Puisi Indonesia

0 comments:

Post a Comment