Ads 468x60px

Friday, March 16, 2012

Membaca Kisah Hidup Generasi Salaf Sebagai Solusi Meningkatkan Motivasi Belajar

PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Ilmu dan pengetahuan agama Islam merupakan kebutuhan primer bagi setiap muslim. Ilmu dan pengetahuan tersebut dapat diperoleh dengan belajar. Oleh karena itu, memelajarinya merupakan suatu kewajiban bagi setiap Islam agar dapat dijadikan tuntunan dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya, ilmu dan pengetahuan yang diperoleh mendekatkan diri pada Allah Swt sebagai Tuhan yang menciptakan ilmu dan pengetahuan itu sendiri. Sehubungan dengan itu, At-tsauri dalam Al-Muhaimid (2006: 194) berkata bahwa tidaklah seseorang mendapatkan sesuatu yang lebih baik daripada ilmu yang bisa meningkatkan rasa butuhnya kepada Allah. Oleh karena itu, dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh akan dimanfaatkan untuk mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
       Katsir dalam Al-Muhaimid (2006: 200) mengatakan bahwa ilmu tidak akan datang dengan tubuh yang santai. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa memelajari agama Islam membutuhkan kesabaran dan keikhlasan. Memelajarinya juga membutuhkan pengorbanan yang besar karena memang ilmu itu mahal harganya. Di samping itu, guru yang baik juga merupakan salah satu faktor agar ilmu dapat tersalurkan dengan baik pula. Al-Utsaimin (2005: 10) menambahkan bahwa ketika ilmu sudah dipelajari, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan ialah mengamalkan, mendakwahkannya, dan bersabar terhadap gangguan di dalamnya.
Kurangnya semangat dan motivasi untuk memelajarinya merupakan sekian penyebab mengapa ilmu agama tersingkirkan. Dampaknya, dominan orang-orang tidak lagi menggunakan ilmu agama sebagai alat ukur untuk menyelesaikan masalah di dunia ini. Yang terjadi ialah umat Islam di zaman sekarang sedang mengalami kelemahan daan perpecahan yang menjadikannya berada di belakang rombongan perjalanan umat-umat kafir (Al-Hilali, 2009: 8).
       Basyier (2011) menjelaskan bahwa mudarat yang lebih besar ketika tidak memelajari agama ini dan mengaplikasikannya ialah suatu negeri menjadi begitu rapuh karena elemen masyarakatnya tidak saling percaya, tidak saling menghormati, dan tidak saling mendukung untuk membangun. Negeri tersebut akan semakin rapuh karena rakyat dan pemimpinnya tidak bahu membahu. Belia manambahkan bahwa negeri itu seolah dililit benang kusut krisis yang tidak diketahui di mana ujung akhirnya.
       Pendidikan agama Islam memang telah diajarkan di bangku sekolah, namun hasilnya sangat jauh dari yang diharapkan. Apatah lagi, para pembelajar lebih gemar memelajari ilmu eksak maupun bahasa asing tinimbang memelajari ilmu agama Islam. Hal itu karena pembelajaran agama Islam tidak diselingi oleh kisah-kisah para salaf.
       Secara bahasa salaf berarti sesuatu atau orang-orang terdahulu. Generasi salaf ialah generasi emas orang-orang terdahulu. Al-Muhaimid (2006: 45) mengatakan bahwa kisah-kisah mereka di dalamnya terdapat penyucian karakter, pelembutan jiwa, pemantapan iman, dan pemandangan nyata mengenai komitmen terhadap agama. dan boleh dikatakan sejarah hidup mereka adalah figur yang bisa dijadikan sebagai contoh atau teladan dalam segala hal. Membicarakan kehidupan generasi seperti mereka akan menghidupkan hati dan membangkitkan semangat.
       Sehubungan dengan hal di atas maka sangat penting jika masalah ini dijadikan karya tulis ilmiah. “Membaca Kisah Hidup Generasi Salaf Sebagai Solusi Meningkatkan Motivasi Belajar” merupakan judul yang penulis angkat sebagai karya tulis yang menawarkan metode baru yang lebih mutakhir untuk memecahkan masalah tersebut.
Tujuan Penulisan
       Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan karya tulis ini adalah untuk mengetahui cara menigkatkan motivasi belajar agama Islam dengan membaca sejarah hidup generasi salaf.
Manfaat yang Ingin Dicapai
    Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam gagasan ini yaitu:
1.    Bagi pembelajar agama Islam, karya tulis ini dapat dijadikan tambahan metode baru dalam meningkatkan motivasi belajar.
2.    Menjadi masukan bagi pemerintah untuk dapat dijadikan tambahan metode dalam meningkatkan  motivasi belajar agama Islam dengan mensosialisasikannya ke masyarakat.
3.    Bagi umat Islam, karya tulis ini dapat dijadikan solusi untuk terus bersemangat memelajari agama Islam.
Kajian Teoritis
Pengertian Motivasi
       Motivasi menurut Sahabuddin dalam Annisa (2011: 6) berasal dari kata motus, movere = tc move yang didefinisikan oleh ahli-ahli psikologi sebagai gejala yang meliputi dorongan dan perilaku mencari tujuan pribadi; kecendrungan untuk melakukan kegiatan yang berawal dengan stimulus atau dorongan yang kuat. Sehubungan dengan itu, pengertian motivasi dalam KBBIofline (Kamus Besar Bahasa Indonesia ofline, 2010) ialah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Pengertian lainnya yaitu usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
      Fungsi motivasi ada bermacam-mcam, diantaranya:
1.    Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Para siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dgn siswa yang motivasi rendah. Hal ini dapat dipahami, karena siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun belajar dan terus belajar secara kontinu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat menganggu kegiatan belajar yang dilakukan (Annisa, 2011: 6)
2.    Motivasi sebagai daya penggerak. Motivasi mempunyai daya penggerak yang besar biasanya ialah motivasi intrinsik. Motivasi yang sehat perlu ditumbuhkan secara integral di dalam dunia belajar, yang di ambil dari dalam suatu sistem nilai lingkungan hidup pelajar dan ditujukan pada penjelasan tugas-tugas dari pelajar itu (Salam (2004: 7).
       Melihat dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang kuat dalam diri pribadi seseorang untuk melakukan tindakan tertentu agar tujuannya tercapai.
Pengertian Belajar
       Ajar merupakan kata dasar dari belajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Jadi belajar berarti berusaha memeroleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berupa tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBIofline, 2010).
       Salam (2004: 3) mengatakan “Para pedagog dan psikolog berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku. Prilaku mengundang arti yang sangat luas meliputi pengetahuan kemampuan berpikir, skill/keterampilan, penghargaan terhadap sesuatu sikap, minat, dan semacamnya.” Salam menambahkan bahwa belajar adalah mengalami. Dengan mengalami pelajaran menghayati sesuatu aktual yang akan menimbulkan respons tertentu antara lain: perubahan tingkah laku, sistem nilai perubahan konsep-konsep (pengertian) dan kekayaan informasi (pengajaran) (Salam, 2004: 8.).
       Belajar adalah suatu usaha perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak, dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat, dsb. (Dalyono dalam Musyaraffah, dkk., 2008). Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Syah dalam Musyaraffah, dkk., 2008). Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memeroleh ilmu dan berlatih melalui pengalaman.
Pengertian Motivasi Belajar
       Motivasi belajar merupakan faktor inner (batin) yang berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan pelajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesakn belajarnya (Dalyono Musyaraffah, dkk., 2008).
Sahabuddin (2007 ) mengatakan:
       “Motif belajar adalah sesuatu yang mendorong individu untuk berprilaku yang langsung menyebabkan munculnya prilaku. Tanpa motif seseorang tak dapat belajar, karena dengan hal tersebut dapat memberi semangat dan arah dalam belajar. Karena motif merupakan keinginan yang akan dipenuhi/ dipuaskan, maka ia timbul bila ada ransangan, baaik karena adanya kebutuhan (needs), maupun adanya minat (interest) terhadap sesuatu.”
       Menurut Sahabuddin (2007: 141) motivasi dikatakan berperan dalam belajar karena motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut:
a.    Motivasi menentukan tingkat berhasil atau tidaknya kegiatan peserta didik. Belajar tanpa motivasi akan sulit mencapai hasil yang optimal.
b.    Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri peserta didik.
c.    Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinanaan disiplin kelas, masalah disiplin kelas dapat timbul karena kegagalan dalam pergerakan motivasi belajar.
       Siswa yang termotivasi dalam belajarnya dapat dilihat dari karaktrer tingkah laku yang menyangkut minat, ketajaman, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan. Sahabuddin dalam Annisa (2011: 7). Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan kuat dalam diri seseorang untuk memeroleh ilmu dan berlatih melalui pengalaman.
Pengertian Agama  Islam
       Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusi serta lingkungannya (KBBIofline, 2010). Islam sendiri berarti agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw berpedoman kepada kitab Alquran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah Swt.
      Sejalan dengan hal tersebut, menurut Utsaimin (2005, 106-107) Agama Islam ialah penyerahan diri kepada Allah dengan bertauhid, ketundukan kepada-Nya dengan menaatinya, dan pembebasan diri dari syirik dan orang-orang musyrik. Dapat disimpulkan bahwa Agama Islam adalah agama yang memercayai satu Tuhan bernama Allah dan kitab pegangannya ialah Alquran serta nabi pembawanya ialah Nabi Muhammad saw.
Pengertian Membaca
      Membaca diambil dari kata dasar baca. Baca atau pun membaca sama-sama berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati); mengaja atau melafalkan apa yang tertulis; mengucapkan; mengetahui; memperhitungkan; memahami (KBBIofline, 2010). Tarigan sendiri mengemukakan pendapat bahwa membaca adalah proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang penulis melalui tulisan (Tarigan, 1985).
Ahuja dan Ahuja (2010: 5) mengatakan:
       “Membaca adalah sebuah karya cita masyarakat. Orang menulis, pertama-tama, ketika mereka merasa perlu mengkomunikasikan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang lebih permanen daripada bentuk tuturan atau ujaran. Kemudian, secara serempak, mereka merasakan kebutuhan untuk menginterpretasikan simbol-simbol tertulis melalui sebuah proses yang kemudian disebut membaca.”
       Melihat beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah aktivitas yang dilakukan untuk  melihat dan memahami pesan yang disampaikan oleh penulis dalam tulisannya.
Pengertian Generasi Salaf
       Salaf secara bahasa (KBBIofline, 2010) berarti sesuatu atau orang terdahulu. Ada pun salaf saleh adalah ulama-ulama terdahulu yang saleh. Sejalan dengan pengertian tersebut, salaf berarti generasi pertama dari kalangan sahabat Nabi Muhammad saw. dan tabiin (generai setelah sahabat) yang berada di atas fitrah yang selamat dan bersih dengan wahyu Allah (Wikipedia).
      Al-Muhaimid dalam bukunya (2006: 44) mengatakan bahwa kehidupan generasi salaf mengandung banyak sekali pelajaran yang berharga, petuah yang baik, petunjuk dan cahaya, kemenangan dan keberuntungan, kebahagiaan dan kesuksesan. Di dalamnya terdapat penyucian karakter, pelembutan jiwa, pemantapan iman, dan pemandangan nyata mengenai komitmen terhadap agama. Dapat dikatakan bahwa sejarah hidup generasi salaf adalah figur yang bisa dijadikan sebagai contoh dan tauladan dalam segala hal.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Basya (2011) bahwa generasi salaf adalah generasi yang menghadirkan kisah-kisah yang luar biasa, kisah-kisah yang sangat menakjubkan yang belum tertandingi hingga hari ini. Basya menambahkan bahwa dengan membaca sejara generasi salaf tidak hanya mendapat segala keyakinan dan perangai yang layak untuk diteladani, namun juga mendapatkan ilmu fikih. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa generasi salaf adalah generasi orang-orang terdahulu yang mempunyai kisah-kisah luar biasa yang patut dijadikan inspirasi dan pelajaran.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pendidikan Agama Islam
       Ilmu agama Islam yang sejatinya menjadi penuntun bagi umat Islam dalam mejalankan roda kehidupan sehari-sehari perlahan-perlahan mulai tersingkirkan dan terlupakan. Padahal, ilmu tersebut mengajarkan bagaimana membedakan suatu perkara yang baik dan yang buruk. Akibatnya, orang tidak memelajarinya akan tenggelam dalam keragu-raguan dan bingung memilih antara perkara yang baik dan perkara yang buruk tersebut.
       Ilmu agama Islam sekarang menjadi pembelajaran pada nomor kesekian bagi umat Islam. Mempelajarinya hanya sekadar formalitas saja. Mengapa demikian? Karena umat Islam sekarang lebih senang memelajari ilmu dunia sembari mempersiapkan dunianya agar lebih baik lagi ke depannya. Namun, mereka lupa mempersiapkan kematiaannya karena saking sibuknya dalam mempersiapkan dunianya.
Akhirnya apa yang terjadi ketika tidak memelajari dan meninggalkan pelajaran yang sangat penting bagi dunia dan akhirat ini ialah suatu kehancuran. Realitas kehidupan dunia sekarang sungguh jauh dari idealitas dalam agama Islam. Umat Islam begitu rapuh sehingga mudah diadu domba. Setiap elemennya tak lagi saling percaya dan saling menghormati. Antara pemimpin dan rakyat seakan tidak ada lagi kepercayaan dan sangat jauh kesenjangannya.
       Ilmu agama ini mengajarkan bagaimana berpakaian dengan baik. Namun realitasnya terjadi pameran aurat di mana-mana yang dilakukan oleh umat Islam. Agama ini mengajarkan bagaimana memimpin rakyat dan bagaimana menasihati pemimpin. Namun realitas yang terjadi ialah pemimpin memikirkan diri sendiri dan citra pribadi sedangkan rakyat meneriakkan hinaan bagi pemimpinnya. Masih banyak yang terjadi apabila tidak memelajari agama ini.
       Kurangnya kepedulian memelajari agama ini juga dipengaruhi oleh metode belajar yang dikembangkan guru pengampuh mata pelajaran agama. Itu terbukti dari pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari para pembelajarnya, sangat jauh dari teori yang diajarkan. Dan yang paling berpengaruh terhadap rendahnya kemauan untuk memelajari agama Islam ialah kurangnya motivasi. Kekurangan motivasi dalam memelajari agama Islam ialah kurangnya dorongan dari dalam diri pribadi untuk memelajari agama yan mulia ini. Untuk itu dibutuhkan suatu pemicu agar motivasi itu dan kembali lagi bahkan meninggi utntuk memelajari agama ini.
Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya
       Banyak solusi yang pernah ditawarkan dari berbagai pihak untuk meningkatkan pendidikan agama Islam. Metode tersebut seperti metode “Jigsaw” (Anonim, 2011), memberikan jam tambahan pelajaran, memberikan ganjaran yang berupa pujian dan hadia, mengadakan persaingan atau kompetisi, memberikan ulangan, serta memberikan hukuman yang bersifat mendidik (Anonim, 2011). Namun hasil dari solusi-solusi tersebut tampak kurang memuaskan dan hanya bersifat sementara.
Gagasan Baru yang Ditawarkan
       Terdapat suatu cara yang dapat dilakukan agar semua hal di atas dapat diperbaiki dan kembali membuat umat Islam termotivasi lagi memelajari agamanya. Umat Islam harus belajar banyak kepada generasi salaf, generasi emas orang-orang terdahulu. Kisah-kisah mereka yang sudah banyak dituliskan merupakan kisah yang penuh inspirasi, menghidupkan hati, membangkitkan semangat,  dan sebagai referensi utama dalam menjalankan kehidupan dunia ini. Karena memang pengalaman adalah guru yang paling baik. Apatah lagi, pengalaman-pengalaman itu diperoleh dari generasi salaf yang merupakan teladan yang paling baik. Oleh karena itu, membaca sejarah hidup generasi salaf dapat menjadi solusi yang jitu untuk meningkatkan motivasi belajar agama Islam
       Membaca sejarah hidup generasi salaf merupakan jalan yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar agama Islam. Di dalamnya terdapat kisah-kisah orang-orang terdahulu yang memberikan semangat bagi jiwa yang lelah. Kisah-kisah yang membuat para pembacanya ingin menjalankan syariat agama dengan benar untuk mencapai janahnya. Mereka adalah generasi yang paling dekat dengan kehidupan Rasulullah saw orang yang paling mulia yang pernah lahir di dunia ini. Mereka adalah teladan-teladan yang baik dalam mengarungi hidup ini.
       Kehidupan para ulama salaf merupakan taman yang menumbuhkan begitu banyak hikma, petunjuk, pelajaran, dan cahaya. Mereka adalah orang-orang yang tak pernah lelah memelajari agama ini. Mereka adalah orang-orang yang tak pernah bosan untuk mengamalkan ilmunya. Mereka adalah orang yang tak pernah letih dalam mendakwahkan agama ini. Dan mereka adalah orang-orang yang selalu bersabar di atas jalan Allah. Sungguh pantas, kehidupan para generasi salaf dijadikan anutan agar umat Islam tak pernah berhenti dan lelah untuk memelajari agama mereka, agama Islam.
Pihak-pihak yang Mengimplementasikan dan Penerapannya
       Metode membaca sejarah generasi salaf ini dapat digunakan oleh guru pada saat ia dalam proses mengajar. Ketika para siswa sudah jenuh dalam memelajari teori-teori agama Islam, maka guru dapat mengambil inisiatif untuk membacakan kisah sejarah kehidupan para salaf agar dapat membangkitkan gairah mereka untuk kembali belajar agama. Metode ini juga sangat efektif digunakan untuk pejuang dakwah yang sedang lelah dalam menyuruh kepada kebaikan seta mencegah kepada kemungkaran. Apabila mereka membaca sejarah kehidupan para salaf, maka semangat mereka akan kembali penuh karena mereka mengingat kembali tujuan mereka berdakwah yaitu wajah Allah dan kebahagiaan abadi.
       Kisah-kisah para generasi salaf juga dapat dibawakan pada saat khotbah Jumat, ceramah, kultum, atau pun dijadikan bahan untuk memerikan nasihat bagi orang yang membutuhkannya. Metode membaca sejarah hidup generasi salaf juga dapat digunakan untuk umat Islam pada umumnya. Umat yang selalu merindukan wajah Allah dan surga-Nya yang begitu indah dan abadi. Kisah-kisah para salaf merupakan cara yang paling baik untuk mengingatkan alasan kita hidup di dunia ini. bahwasanya para salaf hanya mengganggap dunia ini adalah sekadar tempat berteduh sementara untuk pulang ke kampung halaman yang sesunggunya yaitu surga. Dan umat Islam seluruhnya pun harus melakukan hal yang sama terhadap apa yang dilakukan oleh para salaf.
KESIMPULAN
Inti Gagasan
       Membaca kisah hidup genarasi salaf merupakan metode yang jitu dan baik untuk meningkatkan motivasi belajar agama Islam. Dengan membaca kisah mereka, maka pembacanya dapat belajar dari pengalaman-pengalaman mereka serta mengambil pelajaran di dalamnya. Karena di dalam kisah mereka terdapat banyak hikma, petunjuk, dan teladan yang baik.
Teknik Implementasi Gagasan
       Metode membaca sejarah hidup generasi salaf dapat diaplikasikan kepada pembelajar agama Islam di sekolah, pejuang dakwah yang lelah dalam mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, dan umat Islam pada umumnya. Kisah-kisah para generasi salaf juga dapat dibawakan pada saat khotbah Jumat, ceramah, kultum, atau pun dijadikan bahan untuk memerikan nasihat bagi orang yang membutuhkannya.
Prediksi Keberhasilan Gagasan
       Sehubungan dengan itu, motivasi belajar agama Islam akan meningkat apabila metode ini terus diterapkan dibandingkan dengan metode-metode sebelumnya. Cara atau pun metode ini memberikan semangat yang baru untuk belajar agama Islam ketika menerapkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahuja, Pramila dan G.C. Ahuja. 2010. Membaca Secara Efektif dan Efisien. Jakarta: Kiblat.
Al-Hilali, Syaikh Salim bin ‘Ied. 2009. Umat Islam Dikepung dari Segala    Penjuru. Bogor:    Pustaka Darul Ilmi.
Al-Muhaimid, Shalih bin Abdul Aziz. 2006. 1000 Hikmah Ulama Salaf. Surabaya: Elba
Al-Ustsaimin, Muhammad bin Sholih. 2005. Syarah Tsalatsatul Ushul: Mengenal    Alloh,    Rosul dan Dinul Islam. Surakarta: Alqowam.
Annnisa, azizah mujahidah. 2011. Pembelajaran Berbasis E-Learning Sebagai Upaya    Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa. Makassar: tidak diterbitkan).
Anonim. 2011. Aplikasi Metode Jigsaw Guna Meningkatkan Motivasi    Pembelajaran    Pendidikan Agama Islam.    (http://www.lib4online.com/2011/05/aplikasi    metode;jigsaw    guna.html?m=1, diakses tanggal 7 Maret 2012).
Anonim. 2011. Upaya Guru Pendidikan agama Islam dalam Meningkatkan    Motivasi Belajar    Siswa.    (http://contohmakalahs.blogspot.com/2011/10/upaya-guru-pendidikan    agama-agama-Islam-dalam.html?m1, diakses tanggal 7 Maret 2012).
Anonim. 2012. Salaf. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Salaf. Diakses tanggal 3 Februari 2012
Basya, Abdurrahman Ra’faat. 2011. Tabi’in. Solo: At-Tibyan.
Basyier, Abu Umar. 2011. Indonesia Negeri Para Pendengki. Surabaya: Shafa Republika.
Musyaraffah, dkk. 2008. Studi Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas III Sman 1 Galesong    Utara Setelah Penambahan Mata Pelajaran Ujian Nasional (Un). Makassar: (tidak    diterbitkan).
Pusat Bahasa. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline.
Salam. 2004. Cara Belajar yang Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rineka    Cipta.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.    Bandung:    Angkasa.

0 comments:

Post a Comment