Bismillah,
Ah, kawan. Kampus indah kalau
suasana sore datang menjemput. Semburat jingga kekuningan terpancar di penjuru
bumi sana. Membawa dan ikhlas membagi tawa dan bahagia. Berkumpul dengan kawan,
hilang gundah dan gulana. Langit biru nan dibalut dengan awan-gemawan yang
bertabur secara parsial. hanya angin yang bersepoi simultan menawan.
Tetabuan gendang, bunyi dram, dawai
gitar, dan alunan musik datang dari arah timur dari Fakultas Seni dan Desain.
Setidaknya, mereka bisa bebas tanpa harus memikirkan renstra (rencana
strategis) untuk berperang melawan mahasiswa-mahasiswa Fakultas Teknik yang
berada di ujung timur sana entah sedang berbuat apa—Namun, bukan berarti bahwa
penulis setuju dengan wasilah kebebasan mereka.
Sore ini, semua orang (tepatnya
mahasiswa), sibuk dalam urusannya dan berkutat dalam dunianya
(masing-masing). Ada yang mungkin sibuk
memadu cinta di belahan kampus sana. Dan mungkin ada pula yang saking sibuknya
belajar di kos masing-masing kalau film Korea, bahan gosip, dan makanan telah
habis (sekali lagi mungkin dan tolong catat itu). Inilah yang kusebut euforia
di sore hari.
Lalu, untuk itu... apa yang hendak
diucapkan?? Betul, Alhamdulillah (walaupun hal ini masih perlu diintropeksi ulang).
Terkadang kita sulit sekali untuk hanya sekadar mengucapkan satu kata dengan
redaksi seperti di atas. Mungkin, karena kerasnya hidup ini dan segala soal dan
permasalahan yang meliliti dan melingkupi diri kita menjadi penyebab utamanya.
Taruhlah kita ambil satu contoh dari
kalangan mahasiswa. Mungkin kita pernah saling berkorespondensi dengan
birokrasi kampung bernama orang tua perihal uang kiriman. Namun ternyata, kita
mendengarkan kabar buruk bahwa sedang terjadi hama di kampung dan untuk bulan itu,
panen GAGAL! Atau mungkin penyebabnya ialah adik kita baru kecelakaan jatuh
dari pohon mangga hingga kepalanya terkilir sehingga membutuhkan dana yang
banyak sebagai pengobatannya hingga uang kiriman yang sudah dipersiapkan untuk
kita, tidak jadi dikirimkan. Ditambah lagi, orang tua telah memiliki hutang
yang banyak di kampung untuk membayarkan kebutuhan hidup sehari-hari.
Contoh kasus yang kedua, pernahkah
kawan selaku mahasiswa merasakan hanya punya uang 27 ribu di dompet yang
seribuanya terbuat dari 2 koin 500 rupiah. Namun ternyata, 30 ribunya mau
dipakai untuk bayar hutang yang kita telah berjanji kemarin kepada seseorang
untuk membayarnya hari ini. Apa yang pembaca lakukan kalau diperhadapkan pada
masalah tersebut?
Mungkin pembaca merespon dengan
menjawab “Kan masih ada ATM?” penulis menjawab, “Benar, alhmadulillah, Kita
memiliki tiga ATM ternyata. Satunya ATM Mandiri, dua lainnya ATM BRI dan ATM
BNI. Namun, pada ATM BNI saldo kita ternyata hanya di bawah sepuluh ribu,
otomoatis, mustahil untuk ditarik. Sedangkan pada ATM Mandiri, kita punya saldo
190 ribu. Tapi ternyata tidak bisa ditarik lantaran, ATM tersebut punya
persyaratan untuk menetapkan dana awal di rekening sebesar 100 ribu. Nah, kalau
mau ditarik 100 ribu, maka itu hal mustahil karena saldo tidak mencukupi untuk
dana awal.” Mungkin ada pembaca yang mengatakan, “Kenapa tidak tarik 50 ribu
saja, beres kan?” penulis jawab, “Namun kita diperhadapkan susah untuk mencari
ATM Mandiri yang 50 ribuan. Selanjutnya ATM BRI. Alhamdulillah, ATM BRI kita
memiliki saldo 240 ribuan. Namun masalahnya, berkali-kali mencoba, ternyata
tidak bisa ditarik karena entah Kartu atau ATM-nya yang bermasalah. Terus apa
yang pembaca lakukan?”
Bisa jadi pembaca serentak tanpa
perlu diakomodir mengatakan “PINJAM!!”
Aha... ide yang bagus. Walau pun
terkesan idenya kurang kreatif. Alhamdulillah penulis merasakan permasalahan di
atas (kasus II). Hanya, penulis merasa enggan melakukan solusi tersebut,
entahlah. Yah, saya si penulis mencoba untuk bersabar dan berharap keajaiban
akan datang entah dari mana. Gaji sebagai guru privat belum jelas kapan cair
begitu pula beasiswa Bidik Misi baru cair bulan depan, permasalahan yang cukup
kompleks. Namun, Saya terngiang dengan perkataan seorang saudara fi
sabilillaah (di jalan Allah) yang ia kirim melalu sms bernada,
meyyiaristha.blogspot.com |
“Bismillah, sabar itu ilmu tingkat
tinggi, belajarnya tiap hari, latihannya setiap saat, ujiannya mendadak,
sekolahnya seumur hidup, dan hadiahnya kebahagiaan.. mari bersabar dalam
kondisi apa pun...”
Masya Allah, semoga beliau selalu
dalam rahmat Allah. Benar kawan, sabar itu ilmu tingkat tinggi. Kita belajar
kesabaran itu tiap hari. Mungkin kita pernah digosipi, dibenci, dicaci, dihina,
dimaki, dipukuli, diputuskan (untuk hal ini, penulis ucapkan alhamdulillah
kalau pacarannya tidak secara Islami), diduakan, dan berbagai permasalahan
negatif lainnya. Namun, dengan permasalahan itu semua menuntut untuk kita
belajar bersabar dan perlahan menjadi dewasa. Belajarnya benar-benar tiap hari
karena masalah itu tiap hari—insya Allah—datang mengecup kita, membelai, hingga
menerabas masuk dengan paksa ke dalam hati membuat rasa yang tak pasti (baca:
was-was). Hingga sampai napas berada di ujung tenggorokan, mungkin saat itulah
kita tamat dari sekolah kesabaran hingga meraih titel kebahagiaan, insya Allah.
Allah berfirman dalam salah satu
ayatnya yang berbunyi, “Mohonlah pertolongan (kpd Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh Allah beserta
orang-orang yang sabar.” 2:153, kemudian di dua ayat berikutnya kita temukan “Dan
sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar....” dan banyak lagi ayat-ayat tentag kesabaran dalam
Alquran yang lebih dari empat puluh ayat, wallahu a’alam... (saya tahu, karena
saya lihat indeks Alquran tentang ayat kesabaran)...
***
Hujan deras, di kampus. Dedaunan
basah dan berjatuhan karena angin. Sekali lagi, manusia tiada yang bisa menebak
cuaca dengan pasti. Kemarin cerah, sekarang hujan. Entah bagaimana nanti.
Di bagian akhir ini, penulis
mengajak kepada membaca untuk sama-sama belajar bersabar, walau pun dan
bagaimana pun situasi yang kita hadapi. Kesabaran ada pada awal permasalahan,
bukan ketika kita telah lelah merontah, berteriak tak karuan, dan mengeluh
kepada setiap orang (pakai facebook pula) dan setelah itu berkata “Baiklah,
saya akan bersabar!!!”.
Benar hal ini susah, penulis pun
merasakannya. Namun, tak ada kata tak mungkin selama kita mau berusaha. Berusaha
untuk bersabar. Boleh jadi, masih banyak yang lebih buruk keadaannya daripada
kita. Taruhlah, kiriman kita tak berbalas namun badan kita masih sehat sehingga
bisa digunakan untuk bekerja sampingan. Sementara di sisi lain, ternyata ada
mahasiswa yang kurang beruntung mengalami sakit mag akut karena sudah enam
bulan tidak dikirimkan uang. Contoh lainnya, badan kita begitu sehat namun kita
sering mengeluhkan berbagai macam hal. Sementara masih ada orang yang pincang
kakinya, patah tangannya, hilang matanya, menderita penyakit kanker kronis,
menderita tumor ganas di seluruh tubuhnya, dan mungkin telah ada yang mati. Kawan,
rumput tetangga tak selamanya lebih hijau dari rumput di halaman sendiri. Mengapa
kita selalu melihat ke atas sedangkan kita lupa untuk sesekali menengok ke
bawah.
"Perkara orang mukmin
mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang
pun selain orang mukmin, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu
baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik
baginya." (HR. Muslim).
Manshabara
zhafira, sebuah pepatah dari Arab yang berarti siapa yang bersabar akan
beruntung.
Untuk tulisan ini, sebaiknya
kucukupkan sekian. Kalaulah ada manfaatnya, silakan pembaca ambil dan
mengimplementasikannya dalam hidup serba unpredictible ini. kalau tidak
ada yang bisa dipetik, penulis mengucapkan maaf karena penulis hanya pemula
dalam dunia aksara dan hikmah, hanya mencoba untuk saling berbagi.
Selawat dan taslim kepada Rasulullah
saw, keluarga, dan sahabatnya serta orang-orang yang menyertainya. Semoga kita
dikumpulkan bersama orang-orang yang kita cinta dan saya mencintai Rasulullasah
saw dan apa-apa yang dicintai beliau. Wallahu a’lam.
Cat.:
Uang yang saya miliki sekarang sekitar 5.500 rupiah, tadi bayar hutang kepada
seseorang tersebut dan masih ada hutang 20.000 hutang sepuluh ribu yang baru
datang karana lusa organisasi yang saya geluti mengadakan musyker. Tampaknya,
saya akan pikirkan saran dari pembaca yang mungkin tawarkan, yaitu “PINJAM”,
hehe...
18-19
April 2013
Hidup
terlalu singkat untuk diisi dengan sejumlah keluhan!
0 comments:
Post a Comment