Ads 468x60px

Sunday, March 30, 2014

CATATAN SEMINAR: MENGENAL DAN MEWASPADAI PENYIMPANGAN SYI’AH DI INDONESIA: GERAKAN INDONESIA TANPA SYIAH


Maraknya penyimpangan-penyimpangan serta aliran-aliran sesat di Indonesia memunculkan keresahan yang begitu besar pada rakyat Indonesia. Penyimpangan-penyimpangan tersebut mengarah pada pendangkalan akidah sehingga dapat menjadikan umat Islam Indonesia kabur terhadap kebenaran yang sahih. Salah satu aliran yang menyimpang tersebut adalah Syi’ah yang telah ditetapkan sebagai aliran menyimpang oleh Majelis Ulamah Indonesia (MUI). Sebagai bentuk penegasan maka MUI pusat kemudian meyusun dan menerbitan sebuah buku saku berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” bagi masyarakat Indonesia.

Berlandaskan permasalahan di atas maka pukul 07.30 bertepatan dengan 22 Februari 2014 M/ 21 Rabiul Akhir 1435 H, ketika gumpalan awan memayungi Kota Makassar sebuah agenda besar kembali digelar. Agenda yang telah lama dirancang-rencanakan tersebut ialah Bedah Buku Nasional dengan tema “Menata Aqidah Menuju Masyarakat yang berperadaban”. Bedah buku ini dilaksanakan di Masjid Kampus Universitas Hasanuddin. Adapun buku yang dibedah ialah buku garapan Tim Penulis MUI Pusat tersebut yang berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia”. Tak tanggung-tanggung, panitia penyelenggara mendatangkan pembedah-pembedah yang memang pakar di bidangnya yaitu Ust. Fahmi Salim, MA. yang merupakan anggota dari tim khusus komisi Fatwa MUI Pusat, Ust. Dr. H. Yusri Arsyad, MA. yang juga merupakan pengurus Nahdlatul Ulama Makassar, dan Ust.  Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc. MA. yang merupakan anggota komisi fatwa MUI Makassar.

            Acara ini diselenggarakan bukan hanya sebagai wasilah mensosialisasikan buku MUI ini namun juga sebagai bentuk pengejawantahan untuk memurnikan akidah Islam agar tidak tercemari oleh berbagai paham yang menyesatkan khsusunya paham Syi’ah yang sesat dan menyesatkan. Kesesatan Syi’ah ini juga didasarkan pada sepuluh kriteria aliran sesat yang dijabarkan oleh MUI. Maka jelas acara ini mendapatkan respon yang luar biasa dari masyarakat Kota Makassar. peserta yang hadir mencapai sekitar 3000 dan para peserta juga dibekali secara gratis buku dari MUI tersebut.

            Buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” tersebut dibedah menjadi tiga bagian. Bagian pertama yaitu “Sejarah Syi’ah” dibedah oleh Ust. Fahmi Salim, MA. Bagian pertama ini menginformasikan kepada peserta bahwa Syi’ah dari awal hingga sekarang telah terpecah-belah menjadi berbagai sekte. Dewasa ini, Syi’ah Itsna ‘Asyariyah (yang mempercayai dua belas imam) merupakan aliran terbesar Syi’ah. Aliran ini meyakini bahwa Nabi Muhammad saw telah menetapkan dua belas imam sebagai penerusnya. Salah satu kelompok dalam aliran ini yang terkenal kesesatannya adalah Syi’ah Rafidhah. Syi’ah Rafidah yaitu kelompok yang meyakini dan mengklaim adanya teks/naskah wasiat penunjukan Ali sebagai khalifah dan berlepas dii dari dan bahkan mencaci dan mengkafirkan para khalifa sebelum Ali dan juga mengkafirkan mayoritas sahabat. Golongan ini disepakati kesesatannya oleh ulama.

     Bagian kedua yaitu “Penyimpangan Ajaran Syi’ah” dibedah oleh Ust. Dr. H. Yusri Arsyad, MA. Dengan suara lantang, Ust. Yusri yang juga merupakan pengurus Nahdlatul Ulama Makassar membedah bagian ini. Bagian yang dibedah ini terdiri dari penyimpangan paham Syi’ah tentang keorisinalan Alquran. Ulama-ulama Syi’ah menyatakan bahwa Alquran sudah tidak asli lagi ada yang dtambah dan dikurangi. Kemudian penyimpangan paham tentang Ahli Bait Rasul saw dan mengkafirkan Sahabat Nabi. Kemudian penyimpangan paham Syi’ah yang mengkafirkan umat Islam yang bukan Syi’ah. Dan peyimpangan paham nikah mut’ah (nikah kontrak) yang kaum Syi’ah membolehkan bahkan menganjurkan.

     Bagian terkahir yaitu “Pergerakan Syi’ah di Indonesia dan Penyebarannya” dibedah oleh Ust.  Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc. MA. Adapun bagian ini terdiri dari potensi konflik Syi’ah dan Sunni di Indonesia yang sudah menjadi kenyataan. Kemudian perkembangan kelompok Syi’ahdi Indonesia dan metode penyebarannya. Dan lima poros penyebaran Syi’ah di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Bangil dan Pasuruan, Yogyakarta, dan Pekalongan-Semarang.
     Acara ini diselenggarakan oleh: Universitas Hasanuddin, Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (LIDMI) dan Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia (FMDKI) serta didukung oleh berbagai Lembaga-lembaga dakwah kampus yang di antaranya berasal Universitas Negeri Makassar, Universitas Hasanuddin, Universitas Islam Negeri, Universitas Indonesia Timur, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas 45, Universitas Muslim Indonesia, Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab, Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan Stimik Dipanegara. Melihat bahwa banyaknya elemen yang menyokong terselenggaranya acara ini, bukan sebuah kemustahilan bahwa acara ini sukses menggemparkan Kota Makassar. ini juga menandakan bahwa Syiah sangat tidak diharapkan kedatangannya di Bumi Kota Daeng baik masyarakat setempat maupun mahasiswa.
 
Ust. Fahmi menyatakan bahwa buku  penyimpangan Syi’ah ini adalah resmi dari MUI. Pernyatan ini juga menghapus anggapan dari sebagian kecil orang yang mempertanyakan keabsahan buku tersebut. Bahkan, beliau juga menyakan bahwa buku ini boleh untuk diperbanyak dan disebarkan serta disosialisasikan agar masyarakat tahu hakikat Syi’ah sebenarnya. Acara ini sebelumnya telah diadakan di Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang juga tak kalah suksesnya. Tentu sangat diharapkan agar acara-acara seperti ini dapat diselenggarakan di seluruh pelosok Indonesia utamanya berbagai aktivis dakwah kampus yang ada sebagai titik-titik pergerakan permurnian aqidah yang murni sehingga Indonesia tetap damai sentosa tanpa Syi’ah. Sebagai penutup acara maka penitia penyelenggara mengundang Ust. Said Abdul Somad, Lc. yang merupakan ketua LPPI Makassar membacakan deklarasi Gema Sunni, Gerakan Makassar Sunni yang menyiratkan bahwa gerakan ini memiliki visi mewujudkan Makassar tanpa Syiah. Ust. Said juga berharap agar gerakan-gerakan ini juga diadakan diberbagai daerah sehingga Indonesia bahkan dunia bebas dari penyimpangan dan kesesatan Syiah.


0 comments:

Post a Comment